YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 17 September 2011

Let's Clean Our Home


Di bangun tidurku yang kedua hari ini(setelah sahur), aku baru beranjak dari tidur ketika sinar matahari sudah menganggu kenyamanan di alam bawah sadarku. Ku lihat sekelilingku melihat keadaan kamar, seperti kapal pecah. Di kasur bawah yang ditempati oleh adikku, benar-benar tidak bisa disebut sebagai tempat untuk tidur. Bayangkan saja. Bantal tidak lagi berada di tempatnya. Seprai yang sudah tak terpasang lagi dengan sewajarnya. Apalagi posisi kasurnya yang sudah miring entah berapa derajat. Apalagi. Membuat pemandangan di depanku ini sungguh tidak pantas disebut sebagai kamar perempuan.

Tak tahan aku melihatnya, ku bereskan tempat yang sudah kusebut tempat ternyaman selama dua belas tahun terakhir ini. Ku ambil bantal dan melemparkannya ke sembarang tempat di kasur atas. Lalu kurapikan selimut. Tak lupa aku membereskan tempat tidurku yang letaknya hanya berbeda beberapa puluh senti dari kasur adikku ini.
Setelah selesai merapikan tempat tidur, kulihat jam dindingku yang berada di kamar. Ck… Aku lupa bahwa jam di kamarku ini tidak berfungsi lagi. Sudah beberapa minggu terakhir ini alat penunjuk waktu itu seperti itu. Hanya bisa menunjukkan pukul lima. Beberapa waktu lalu pun  aku  kelimpungan dibuatnya. Kupikir aku bisa tidur lagi mengingat aku yang memang sedang tidak shalat bisa bangun ketika waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi. Benar-benar pagi yang tidak menguntungkan….
Kulangkahkan kakiku menuju ruang tengah, tempat dimana aku dan keluargaku berkumpul sambil menonton tv. Hari ini adalah hari libur puasa yang juga adalah hari minggu. Jadi sudah pasti kami sekeluarga ada di rumah. Tapi yang kulihat hanya adikku yang sedang menonton tv sambil merebahkan dirinya di atas sofa dan guling di antara kepala dan sofanya. Pantas saja aku tak melihat guling tadi.
Orang tuaku tidak ada pagi ini. Mungkin sedang sibuk dengan pekerjaannya lagi. Aku bingung dengan mereka. Apa mereka tidak merasa muak dengan itu semua. Ya……meskipun aku tahu pekerjaannya itu tidak akan menghabiskan waktu yang lama. Tapi yang namanya pekerjaan tetap saja menguras tenaga dan otak.
Ku lihat jam yang terpampang jelas disana. Pukul 08.00 pagi. Sebuah hal yang wajar bangun I jam segini ketika liburan.
Liburan. satu kata yang membuatku bahagia di awal perjalanannya dan membuatku bosan menghadapinya di akhir-akhir. Bahagia karena dapat melepaskan penatku dan bosan karena tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mungkin hanya tidur. Tapi itu juga tidak boleh dilakukan terus menerus mengingat aku yang sedang menjalani puasa.
Tak berniat kembali tidur, aku pun duduk di sofa dan menonton film kartun yang biasa di suguhkan khusus untuk akhir pekan. Kartun memang ditujukan untuk anak kecil, tapi menurutku tidak ada salahnya kalau remaja berumur 15 tahun juga ikut menonton. Kartun adalah tontonan yang kusuka setelah film action. Selain dapat menghibur, tontonan jenaka saat ini lebih menarik dari yang ku tonton dahulu. Itu membuatku tak bosan untuk menontonnya.
Dua jam sudah aku duduk di depan tv. Tak lama orang tuaku pulang dengan wajah ramahnya. Aku membalasnya dengan senyuman pagiku hari ini. Melihat senyum mereka membuatku lupa akan kekesalaanku karena tak menemukan mereka ketika bangun tidur. Benar-benar menenangkan hati.
Tapi suasana seperti itu tidak bertahan lama. Setelah menumbar senyum indahnya, mereka langsung menyuruhku membersihkan rumah. Awalnya aku menolak. Tapi karena diancam tak akan dibuatkan capcai ketika berbuka puasa, aku pun menuruti.
Mereka bukanlah orang tua yang suka mengancam terhadap anak-anaknya. Aku tahu itu. Mereka hanya membantuku memberikan kesempatan untuk berbakti kepada orang tua. Bukankah berbakti adalah suatu kewajiban bagi seorang anak? Lagipula capcai yang menjadi hadiahnya.
Aku pun mengambil kain pel. Membersihkannya, menuangkan pewangi ke dalam ember berisi air dan membasahkan kain pel tersebut ke dalamnya. Lalu ku seka setiap ubin di rumahku. Kukerahkan sedikit tenagaku untuk mengepel ruangan. Itu kulakukan untuk menyimpan sebagian tenagaku lagi melawan haus dan lapar.
. Bagiku, mengepel adalah pekerjaan berat. Berbeda dengan hanya menyapu. Sapu lebih ringan daripada kain pel. Menyapu juga tidak membutuhkan air yang sering kali mengenai baju. Dan yang paling menyedihkan lagi daripada itu semua adalah, mengepel membutuhkan tenaga berlebih ketimbang menyapu. Mengepel adalah mengangkat kotoran yang menempel sedangkan menyapu hanya memindahkakan kotoran ringan saja. Beruntung aku memiliki rumah yang tidak terlalu besar. Emmm…. Sedikit meringankan bebanku tentunya.
Setelah selesai mengepel, aku mencuci piring di salah satu sisi dapurku. Banyak sekali!!! Sudah kupastikan ini adalah peralatan makan aku sekeluarga ketika sahur dan berbuka puasa kemarin malam.
Aku hanya bisa mengurut dada melihat tumpukkan cucian kotor itu. Banyak sampah yang sebelumnya tidak sempat dipisahkan dari bak cucian. Mungkin karena terburu-buru menaruh cuciannya.
Kudekati cucian itu dan memulai untuk mencucinya. Awalnya aku memisahkan antara sampah dengan peralatan makanan. Lalu ku bilas dengan air satu persatu dan mengelompokkannya sesuai dengan macam-macamnya. Gelas dengan gelas. Sendok dan garpu ku kumpulkan ke dalam satu wadah. Piring ku tumpuk menjadi satu. Alat-alat memasak ku taruh di bawah bak ini(sebuah kolong) untuk disisakan di akhir daftar pencucianku. Dan peralatan lainnya seperti pisau aku tepikan di sisi lain bak ini yang masih kosong.
Ku racik bahan-bahan pembersih seperti sabun pencuci dan air di dalam suatu wadah. Lalu aku memulai membersihkan piring dengan spoon yang sudah mengandung air sabun. Karena kebanyakan sabun yang kutuagkan, aku harus memegang erat semua cucian agar tidak jatuh. Bahkan ada sebuah mangkok yang jatuh. Tapi itu tidak membuatnya pecah. Mungkin karena jarak antara titik rendah mangkok diatas udara itu hanya berbeda 1-2 senti dengan permukaan jatuhnya mangkok itu. Heheh….
Kubilas semuanya sampai sabun benar-benar hilang. Lalu ku taruh semuanya di sebuah lemari yang berada tepat di samping tempat pencucian ini. Setelah itu kuambil peralatan masak di bawah bak ini dan memulai proses pembersihan dengan cara yang sama.
Huh….. selesai juga pekerjaanku hari ini. Mengepel dan mencuci piring adalah pekerjaan wajibku ketika liburan. Tapi itu lebih bermanfaat daripada tidur. Jadi, tidak ada salahnya membantu pekerjaan rumah. Rumah yang bersih karena tangan diri sendiri terasa lebih menikmati kebersihannya, atau lebih menghargai. Itu membuat kita tidak melakukan hal-hal yang membuat rumah  kita menjadi kotor kembali. Karena kalau kotor, bukankah kita juga yang akan membersihkannya ulang?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar