YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Minggu, 22 Januari 2012

Awal Liburanku

 
Tidak seperti sekolah lain pada umumnya, sekolahku mengadakan sebuah kegiatan sebelum melepas para muridnya berlibur untuk tahun baru. Atau mungkin kebebasan sementara setelah melewati satu semester yang diakhiri dengan ulangan semester pertama.
Pada awalnya, kami sangat terbebani oleh adanya kegiatan tersebut. Siapa yang tidak keberatan jika mendapati dirinya harus memasuki kawasan layaknya kandang buaya. Apalagi harus menginap segala, dua hari satu malam.
Sekolah menuntut kami untuk belajar militer di sebuah markas angkatan laut nasional yang ada di Jakarta. Bagi kami para pelajar, khususnya kaum perempuan sudah membayangkan betapa menderitanya kami disana.
Di hari keberangkatan kami ke markas, kami menaiki tronton yang biasanya dipakai untuk mengangkut para angkatan laut. Tronton tersebut memang telah disediakan oleh pihak angkatan laut untuk kami. Mereka mengerahkan empat tronton yang nantinya akan dihuni oleh dua angkatan. Dua tronton dipakai untuk satu angkatan, satu untuk perempuan dan satunya lagi untuk laki-laki.
Selain menaiki tronton, kami juga memakai perahu sebagai alat transportasi untuk sampai ke tempat tujuan. Satu perahu digunakan untuk kami semua. Tapi berbeda pola pakainya dengan tronton. Perahu akan bolak-balik ke tepian untuk mengangkut sebagian-sebagian dari kami.
Aku dan rombonganku adalah adalah bagian dari kelompok terakhir. Itu artinya kami adalah yang terakhir sampai di markas. Kami diarahkan ke sebuah gor besar dengan harus berjalan baris-berbaris. Di gor kami menaruh bawaan kami dan kembali keluar untuk melakukan apel sambutan.
Kami digiring ke sebuah tempat dimana ada sebuah jalan beton panjang dan lebar yang dijadikan sebagai perbatasan daerah tersebut dengan laut lepas. Jalan itu bukanlah daratan yang dibawahnya berupa tanah bumi, melainkan air laut yang disanggah oleh besi besar.  Jalan tersebut merupakan jalan lurus yang di satu sisinya menghubungkan beberapa sisi dari daratannya. Dan disisi lainnya dibentuk trotoar kecil untuk batasan dari perbatasan tersebut.
Kami melakukan apel menghadap utara tempat tersebut. Ditemani oleh angin yang tidak ramah dan mental kami yang sebelumnya jarang (atau mungkin satu atau dua kali dalam setahun) melakukan upacara membuat kami sangat lelah meskipun apel baru dilaksanakan 45 menit. Apel seperti ini juga mengharuskan kami berjemur di bawah matahari, membuat kami berpikir bagaimana cara mengembalikan warna kulit seperti beberapa waktu yang lalu.
Setelah selesai apel, kami semua di arahkan ke berbagai sub unit dari markas angkatan laut. Mereka memperkenalkan satu tempat ke tempat yang lainnya. Tak lupa juga mereka mengajak kami ke kapal besar yang tepikan di ujung tempat ini.
Hari-hari kami dilalui dengan kehidupan militer. Belajar PBB, harus menuruti kemauan para angkatan laut (seperti tidak boleh berbicara, badan harus tegap), sampai waktu makan yang dibatasi. Dan perlu diketahui bahwa semua yang kami lakukan harus baris berbaris. Tidurpun juga begitu. Semuanya rapih berhadap-hadapan sesuai dengan ketentuan mereka.
Di penghujung acara, mereka mengumpulkan kami untuk melakukan apel penutupan. Apelnya persis dengan apel yang pertama. Ditempat yang sama, dengan ditemani oleh para angkatan yang sama.
Setelah itu mereka mengadakan acara organ tunggal dadakan. Jujur saja, kami tidak menikmati acara tersebut. Itu acara yang sangat membosankan(menurutku).
Setelah itu kami pulang dengan menaiki perahu dan tronton. Lega rasanya menyelesaikan kegiatan yang tidak menyenangkan tapi harus dilakukan menyangkut resiko yang akan didapatkan jika tidak mengikuti kegiatan inui. Semoga di kegiatan lainnya, tak ada lagi acara menyebalkan seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar