Aku terbangun di pagi hari ini
karena suara ayah yang menyuruhku untuk bangun tidur. Aku benar-benar
mengantuk. Tadi malam aku tidur jam dua belas tepat karena tidak bisa tidur.
Bahkan saat sahur tadi hanya terasa seperti mimpi bagiku.
Ayahku membangunkanku dikarenakan
alasannya yang bilang kami akan mudik sekarang. Aku benar-benar tidak menangkap
alasan logis dari ucapannya itu.
Kampung ku itukan di Bandung . Di tengah-tengah
kota pula. Kami
hanya melalui tol tanpa perlu melewati jalan yang berkelok. Kurang lebih dua
jam saja kami sudah akan tiba disana. Bukan waktu yang lama.
Lalu alasannya yang selanjutnya
membuatku bungkam mulut. Ayahku bertanya apakah aku tidak rindu terhadap
keluarga disana. Tentu saja aku merindukan mereka!!! Liburan kenaikan kelas
tahun ini aku tidak ke rumah nenek.berarti sudah delapan bulan aku tidak
bertemu dengan mereka.
Tapi yang menjadi masalah
sekarang adalah aku benar-benar mengantuk!!
“Tidur di mobil saja. Tapi tetap
harus mandi,” kata ayahku yang sudah paham akan sifatku jika sudah menyangkut
tidur. Aku hanya menyengir menjawab keputusannya.
Aku pun pergi ke kamar mandi.
Setengah jam kemudian aku keluar dan memakai pakaian yang sudah disiapkan mama.
Orang tuaku benar-benar pengertian sekali.
Aku keluar kamar dan mendapati
wajah ayahku yang sudah sangat-sangat bosan. Mungkin karena waktu mandiku yang
kelewat lama. Bayangkan saja. Aku mandi dalam keadaan setengah sadar. Pastilah
pergerakanku benar-benar lambat. Dan itu terjadi di setiap mandi pagiku. Mandi
sebelum berangkat sekolaah juga termasuk.
Tapi ayahku hanya memasang raut
wajah cemberut. Selain itu dia tidak berkata apa-apa lagi. Mungkin sudah
terbiasa dengan mandi pagiku yang lama.
Ayahku menuju mobil untuk
memanaskan mesin mobil. Mamaku mondar-mandir mengecek keadaan rumah seperti
lampu depan, kompor gas dan hal lainnya. Adikku hanya berdiri mematung sambil
memegang koper berisi baju-baju. Dia melihatku, tapi setelah itu mengalihkan
pandangannya ke arah lain.
Aku yang masih mengantuk hanya
bisa tidur-tiduran di sofa. Kuambil handphone dan menyalakan musik pengantar
tidur. Ku pasang earphone agar tak ada yang mengganggu.
Tak lama aku merasa ada yang
menggoncang-goncangkaan badanku. Aku membuka mataku dan melihat adikku yang
sudah kesal.
“Mau ikut, tidak? Jangan dengerin
musik terus!” haha… dia marah. Sudah lama aku tidak melihatnya. Mungkin
sembilan jam yang lalu ketika semua anggota keluargaku sedang mempersiapkan
baju yang akan dibawa untuk hari ini.
Aku bangun dan terduduk di sofa.
Ku lihat sekeliling. Ke mana mama yang dari tadi mondar-mandir? Tiba-tiba aku
mendengar suara pintu tertutup dari arah belakang dan tiba-tiba saja
pencahayaan di ruangan ini berkurang. Lalu kulihat mamaku yang berjalan dari
arah pintu belakang itu sambil membawa tasnya.
“Ayo ke mobil sekarang,”perintah
mamaku.
Aku pun berjalan menuju mobil
dengan gontai. Aku menyadari bahwa adikku membuntuti dari belakang. Terlintas
ide jail di otakku. Tiba-tiba saja aku berhenti mendadak dan membuatnya
menabrak punggungku. Aku hanya menahan tawa melihat dia menusap-usap hidungnya.
“Jangan berhenti di tengah
jalan!!!” serunya.
Aku hanya mengedikkan bahuku lalu
kembali melangkahkan kakiku menuju depan rumah. Ketika aku melewati kolam ikan,
adikku menddorongku dari belakang. Menjorokkanku ke arah kolam.
Aku tidak terrjatuh. Aku hanya
meliriknya sadis. Dia merasa kecewa karena kekuatannya yang memang kalah
dariku. Ku sunggingkan senyuman mengejekku dan membuatnya memajukan bibir
bawahnya beberapa senti.
Dia melengos pergi
meninggalkanku. Aku pun masuk ke dalam mobil di bagian tengah. Di sebelahku ada
adikku yang sepertinya tidak peduli dengan kehadiranku. Kami berdua sama-sama
seperti tidak terjadi hal apa-apa.
Mama masuk dan duduk di kursi
depan di sebelah kursi pengemudi yang ditempati ayahku. Lalu kami mengucapkan
doa berpergian bersama. Aku hanya menggumam kecil. Ayah dan adikku
mengucapkannya dengan penuh riang. Sedangkan mamaku mungkin mengucapkaannya
dalam hati.
Niat awalnya aku ingin kembali
tidur, tapi karena ide jahil itu membuatku tak bisa tidur. Di perjalanan aku
hanya mendengarkan musik dari handphone saja. Sesekali menyanyi dan
menggerakkan kakiku sesuai irama..
Aku memejamkan mata untuk
menikmati musik. Entah berapa sudah berapa aku mendengarkan lagu. Pastinya
sudah kuputar semua musik di daftar putarku. Aku membuka mataku dan melihat pemandangan indah di depanku.
Sekarang aku sudah berada di
tengah-tengah tol cipularang. Tol ini dibuat diantara pegunungan. Sungguh
pemandangan yang indah.
Sudaj berkali-kali aku melewati
tempat ini. Tidak ada rasa bosan sedikitpun. Aku selalu terpesona akan indahnya
warna hijau yang mengelilingi tempat ini. banyak pohon yang ditanami di
pinggiran jalan tol ini.
Tak lama, aku melihat kebun teh
yang sangat luas. Aku menatapnya takjub. Kebun itu bagaikan setengah lingkaran
bola yang tinggi di bagian pinggirnya dan rendah dibagian tengah-tengahnya.
Bedanya kebun teh ini berbentuk persegi panjang. Sisi panjangnyalah yang
berhimpit dengan jalan tol.
Setelah berkagum ria dengan kebun
teh yang menyejukkan mata itu, kami akhirnya sampai juga di rumah nenek. Aku menyalami
satu persatu anggota keluargaku disana. Aku senang sekali bertemu dengan
mereka. Aku juga sempat terlibat perbincangan hangat dengan mereka.
Aku merebahkan diriku di sofa yang
tak jauh dari pintu masuk rumah nenekku. Tak lama aku pun tertidur disana.
Meskipun sudah melihat kebun teh yang menyegarkan mata, tapi itu tak membuat
rasa kantukku untuk datang kembali. Bukankah itu adalah hal yang manusiawi?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar